Rabu, 03 Mei 2017

Perencanaan dan Pengendalian Operasi

Perencanaan dan Pengendalian Operasi Pembuatan Ban Tipe Tubeless di PT Inoue Rubber Company

1.1       Pembuatan Ban
            PT. Inoue Rubber Company memiliki beberapa produk yang dihasilkan, diantaranya ban tube dan flap. Ban yang dibuat pada jenis ini adalah ban tubeless. 

1.1.1    Proses Pembuatan Ban
1.      Pencampuran (mixing)
·           Dilakukan pada “Banbury mixer”. Proses pencampuran antara lain: karet, carbon, minyak dan beberapa bahan kimia untuk menghasilkan komponen tertentu.
·           Dusting
Lembaran karet (sheet compound) kemudian dicelupkan kedalama semacam larutan seperti bedak (Dusting) supaya waktu penyimpanan permukaan karet tidak lengket satu sama lain.
·           Pendinginan (Cooling).
·           Lembaran karet (sheet compound) yang sudah kering ditumpuk pada palet oleh petugas booking dan disimpan sampai tiba saatnya dipakai oleh seksi lain untuk proses selanjutnya.
  
2.      Proses Beading
Bead adalah bagian dari ban yang menempel pada roda, terbuat dari kawat baja guna menjamin pemasangan yang kuat antar ban dan pelek yang bersangkutan.
·           Pelapisan kawat bead
Kawat bead dikirim ke “Bead Extrude” untuk dilapisi dengan komponen karet.
·           Pembentukan bead
Kawat bead  yang sudah dilapisi karet dibentuk pada alat yang namanya “Bead Builder” menjadi lingkaran gelang dengan alat yang namanya former yang telah ditentukan atau berbentuk bead ring.

3.      Proses Manufacturing (textile cord)
·           Calendering : Proses pelapisan textile cord dengan sheet compound dan setelah pelapisan selesai lalu dipotong sesuai spesifikasi yang dibutuhkan hasilnya menjadi ply cord.

4.      Proses Extruding
·           Pemanasan (Warming Up)
Komponen karet sebelum dipakai dipanaskan pada “warming up roll” untuk mempermudah pekerjaan, kemudian dikirim melalui conveyor kebagian pembentukan dimesin extrude.
·           Pembentukan (extruding)
Dengan menggunakan mesin “tread extruder” sheet compound dibentuk menjadi tread yang nantinya menjadi top tread atau telapak ban. Tread yang masih hangat dan panjang dilewatkan kedalam bak air yang bernama “Cooling Bath” supaya tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pendinginan.

·           Pemotongan (Cutting)
Bentuk tread yang masih panjang dipotong-potong pada alat potong “tread skiver” panjang potongannya disesuaikan dengan ukuran lingkar ban.
·           Booking
Petugas booking melakukan pendataan tread.

5.      Proses Building
Proses building atau perakitan ada dua macam, yaitu :
a.         First Building yaitu proses pembentukan bead ring, side tread dan ply cord sehingga menjadi green case.
b.        Second Building yaitu proses pembentukan top tread, steel belt, dan green case sehingga menjadi green tire yaitu produk setengah jadi.

6.      Proses curing
Green tire dimasak pada mesin “Bag O Matic Press” yaitu diberi panas dan tekanan selama jangka waktu tertentu. Didalamnya terjadi reaksi kimia yang menambah kekuatan ban dibagian luar membentuk rupa ban serta mencetak motif ban.

7.      Proses Finishing
·           Trimming : yaitu pencukuran ban dari proses curing.
·           Pemeriksaan (Inspection)
Tindakan selanjutnya yaitu tiap-tiap ban diperiksa secara manual, kemudian secara computer dimesin uniformity. Selain itu dilakukan pemeriksaan balancing, dan hasil pemeriksaan ini semua ban dapat diketahui ada atau tidaknya kelainan. Ban yang kurang bagus akan diperbaiki sedangkan ban yang tidak dapat diperbaiki lagi dilakukan pemusnahan.
·           Booking
Petugas booking melakukan pendataan ban yang kondisinya baik, lalu mengirim kegudang penyimpanan (Tire Warehouse)

1.2        Bahan Baku Pembuatan Ban
1.    Karet alam atau polyisoprene merupakan bahan dasar yang berfungsi sebagai elastromer dalam pembuatan ban.
2.     Styrene-butadiene co-polymer (SBR) merupakan karet sintetis yang sering digunakan sebagai bahan pengganti karet alam karena harganya yang lebih murah.
3.  Karbon hitam, memiliki jumlah persentase terbesar di dalam campuran karet. Bahan ini memberikan penguatan dan ketahanan terhadap abrasi.
4.      Beberapa material kimi

1.3       Biaya Operasional
            Jenis produk dan jumlah unit yang dihasilkan PT Inoue Rubber Company  tiap tahun mengalami perubahan.
Tabel 1.1 Data Produksi PT. Inoue Rubber Company
Produk
Volume Penjualan  (unit)
Harga Jual/Unit (Rp)
Total Penjualan (Rp)
Tubeless
197.567
535.560
105.808.982.450

            Biaya produksi yang dikeluarkan oleh PT.Inoue Rubber Company untuk menghasilkan ban tubeless adalah :
1.      Pemakaian Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi produk diatas adalah karet alam, karet sintetik, carbon black, dan chemical.
Tabel 1.2 Pemakaian Bahan Baku Langsung
Bahan Baku
Kuantitas (Unit)
Total Pemakaian (Rp)
Karet Alam
398.440,97
18.588.593.662,51
Karet Sintetik
585.980,51
17.437.057.567,78
Carbon Black
443.231,32
6.382.015.509,03
Chemical
237.587,11
4.718.983.898,32
Total
1.982.319,91
47.126.649.637,64

2.      Pemakaian Tenaga Kerja Langsung
Pemakaian tenaga kerja langsung meliputi biaya yang dikeluarkan untuk gaji pokok, tunjangan, asuransi, pensiun dan lain-lain.

Tabel 1.3 Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung PT Inoue Rubber Company
Produk
Tipe
Volume Produksi (Unit)
Total Kebutuhan BTKL (Rp)
Tubeless

228.157
9.454.812.568,11



DAFTAR PUSTAKA

1.      http://www.irc-tire.com/en/mc
2.      http://frequencia89.blogspot.co.id/2010/10/pengolahan-ban.html


Rabu, 29 Maret 2017

TEKNIK PERAWATAN MESIN

TEKNIK PERAWATAN MESIN

1.1              Pemeliharaan ( Maintenance )
1.1.1    Defenisi Pemeliharaan
            Pemeliharaan mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian produksi, karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang membuat uang (Soemarno, 2008). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan (Corder, Antony, K. Hadi, 1992).
                Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein  artinya merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kobinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Untuk Pengertian Pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik  dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin (Setiawan F.D, 2008).
            Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “ operations Management ” pemeliharaan adalah : “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.

                Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya.





1.1.2    Tujuan Pemeliharaan
            Adapun tujuan perawatan secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Memperpanjang masa pakai barang ( mesin/motor )
2.      Menjamin kesiapan peralatan kerja
3.      Menjamin keselamatan kerja
4.      Menjamin kesiapan alat
5.      Biaya diperendah untuk memperoleh keuntungan
Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1.      Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2.      Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
3.      Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan.
4.      Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efesien.
5.      Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
6.      Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah. 
            Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1.      Untuk memperpanjang kegunaan asset.
2.      Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi.
3.      Untuk menjamin kesiapan operasional dari keseluruhan peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4.      Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.





1.2              Perawatan Mesin Produksi
1.2.1        Peranan Program Perawatan Mesin Produksi
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran, sebab Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
1.    Kualitas baik
2.    Harga pantas
3.    Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.

Text Box: Bahan baku
Text Box: produk
 


                 INPUT                                              OUTPUT

 




                                                                                                                    




       Gambar 1.1 Peranan Program Perawatan Mesin sebagai Pendukung         Aktivitas Produksi



            Dalam program perawatan mesin yang bertanggung jawab atas program tersebut adalah Departemen Perawatan Mesin. Dalam Departemen perawatan mesin ada Manager/Insyinur yang langsung bertanggung jawab atas semua pekerjaan dalam perawatan mesin.
Fungsi insinyur pabrik dalam industri sebagaimana pengendalian manajemen pada mekanisme pelayanan produksi yang meliputi:
1.      Pemeliharaan peralatan tetap dan bergerak.
2.      Pemilihan, pemeriksaan dan pemeliharaan pelayanan umum pabrik.
3.      Pemasangan dan pengetesan mesin
4.      Pengendalian anggaran pemeliharaan  dan  pelayanan umum
5.      Bersama dengan fungsi produksi melakukan pemilihan dan pembelian mesin dan peralatan yang diperlukan untuk produksi.
6.      Pengawasan terhadap staff dan kegiatan yang diperlukan untuk pemeliharaan peralatan  tetap dan bergerak.
7.      Pengendalian terhadap operasi peralatan tetap dan bergerak, berikut dengan segala peralatan pendukung dari segi pemeliharaan keselamatan.
8.      Rancangan pabrik untuk menjamin effisiensi  operasi yang optimum dan penghematan pemeliharaan.
9.      Penyediaan jasa konsultasi mengenai penggunaan mesin, peralatan dan  pelayanan umum yang optimum.
10.  Pendidikan dan pelatihan bagi insinyur pabrik yang potensial










1.3              Departemen Organisasi Perawatan Mesin Produksi
Berikut ini diberikan sebuah bentuk struktur organisasi departemen perawatan industri.
Gambar 1.2 Contoh Struktur Organisasi Departemen Perawatan di Industri

Dalam  pengorganisasian  pekerjaan  perawatan,  perlu  diselaraskan  secara  tepat antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah :
1.      Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasa dilakukan adalah sipil, listrik dam permesinan atau mekanik .

2.      Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan disuatu perusahaan / industri akan mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan susunan organisasi perusahaan. Sebagi  contoh,  untuk  pabrik  yang  melakukan  aktifitas  pekerjaan  lima  hari  kerja seminggu  dengan  satu  shift,  maka  program  perawatan  preventif  dapat dilakukan tanpa  menganggu  kegiatan  produksi  dimana  pekerjaan  perawatan  bias dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.

3.      Situasi Geografis
Lokasi  pabrik  yang  terpusat  akan  mempunyai  jenis  program  perawatan  yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar  dan  bangunannya  tersebar  akan  lebih  baik  menerapkan  program perawatan lokal  masing-masing  (desentralisasi),  sedangkan  pabrik  kecil  atau  lokasi bangunannya  berdekatan  akan  lebih  baik  menerapkan  sistem  perawatan  terpusat (sentralisasi).

4.      Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perwatan yang besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demmikian pula halnya bagi tenaga pengawas.

5.      Ruang Lingkup Bidang Perawatan Mesin
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departemen  perawatan  yang  dituntut  melaksanakan  fungsi  primer  dan  sekunder akan  membutuhkan  supervisi  tambahan,  sedangkan  departemen  perawatan  yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.


6.      Keandalan Tenaga Kerja yang Terlatih
Dalam  membuat  program  pelatihan,  dipertimbangkan  terhadap  tuntutan  keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.

       Gambar 1.3 Ruang Lingkup Pada Struktur Organisasi